.

Menentukan titik jual terbaik

Written by on ,
Menentukan Titik Jual dalam trading saham itu tidak mudah, bahkan sering trader mengatakan bahwa lebih mudah membeli daripada menjual saham. Membeli sesuai trading plan apalagi membeli model ngantri lebih enak, tapi kadang saat menjual emosi benar benar terlibat, antara ingin mendapatkan keuntungan lebih, takut harganya turun, dan lainnya.




tintong...tintong.... Ada BBM masuk, terus saat saya baca, ternyata dari teman, nanyakan saham AAAA dijual di harga berapa?
wah bagi saya ini pertanyaan yang sulit dijawab, sungguh sulit untuk dijawab, karena :

Beda timeframe trading. Seorang investor (long term trader) tentunya memiliki timeframe trading yang lebih lama daripada trader harian-mingguan. Mungkin trader harian menganggap 5% net itu sudah cukup, sebagian ada yang lebih dari itu nilai take profitnya, bahkan untuk trader dengan timeframe sangat cepat bisa jadi lebih kurang dari 5% sudah exit, tapi dengan jumlah lot yang besar, sehingga keuntungan juga besar. Beda lagi dengan investor, dimana kalau tidak untung sekitar 25-50% dia tidak akan lepas barang, atau lebih ekstrem lagi kalau belum untung sebesar itu belum akan dilepas. Kalau bicara seperti ini paling susah untuk menjawab berapa titik TP.

Beda risk profile / trading sistemnya memiliki perbedaan di rule untuk cutlossnya. Bagi trader short term adanya volatilitas yang tinggi dari high to low mungkin akan membuat tidak nyaman sehingga cepat cepat dia keluar dari suatu saham. Namun ini bisa beda untuk trader lain atau investor. Bisa saja awalnya trader tersebut akan mematok TP 440 misalkan untuk case PWON pada hari ini, tapi ternyata adanya buang kiri beberapa kali telah mengecoh trader yang akhirnya juga melepas barang di bid. Padahal beberapa saat kemudian harga bergerak naik sampai 443, itu sekedar contoh dari saham pilihan hari ini.Karena trader short term biasa melihat kondisi sehari hari dari suatu saham, sehingga emosinya juga mudah untuk terpengaruh untuk jual barang setelah mendapat keuntungan, atau juga lepas barang ketika titik CL tersentuh.

Kembalikan pada rule trading anda Memegang barang yang untung itu lebih berat daripada memegang barang yang rugi, mostly masih banyak yang lebih rela hold posisi rugi ketika ambil barang dan merugi. Namun berat godaannya memegang barang yang untung, terutama bila untungnya masih dibawah 5% karena masih sangat mungkin untuk turun profitnya menjadi kurang dari 5%. Menghadapi hal ini seringnya saya tidak lihat percentage, tapi lebih ke posisi bid offer, sepanjang tidak ada tanda tanga mengkhawatirkan ya saya tidak jual.

Beli itu mudah, yang susah adalah jualnya, karena menjual itu seni. Nah ini mungkin jawaban yang paling terkait dengan pertanyaan dari orang yang menanyakan berapa titik TP. Beli saham itu mudah, yang susah keluarnya karena merupakan suatu seni. Seni melepas barang secara optimal pada harga yang bagus. Dan menjual dengan hanya menekan tombol sell menurut saya kurang seninya, karena sebagai trader (yang lebih sering trading harian) saya selalu memantau kondisi bid offer beberapa menit sebelum menjualnya. ketika memang tanda tandanya kurang nyaman dari volume jual, kekuatan sell, dan pendukung lainnya seperti adanya berita LK yang turun profitnya dll, tentunya semakin menguatkan saya untuk segera melepas barang. Sering ada yang bertanya tentang saham AAAA bagaimana prospeknya dari chart dan bid-offernya, ketika saya jawab bagus (tapi untuk saat ini) karena saya tidak tahu beberapa saat ke depan, bisa saja saham balik arah. Semua itu sudah resiko ketika masuk membuka posisi ke suatu saham, ada dua hal yang pasti, yaitu untung atau rugi. Sekiranya trader sudah menyadari hal itu semua.