.

Perjalanan Trader

Written by on ,
Masa sulit trading saham atau istilahnya paceklik di trading saham. Setelah menjalani trading dalam waktu sekitar 5 tahun, saya merasakan sendiri naik turunnya pendapatan dari trading.


Dalam masa trading 5 tahun itu saya mengalami masa dimana cari duit di saham itu sangat sangat mudah, pernah dalam sehari dapat uang sebesar 1/2 gaji kantoran saya. Wuih itu sungguh sangat besar bagi seorang pemula, kenapa saya katakan sebagai seorang pemula di saham, ya karena saya mendapatkannya pada waktu memulai trading saham di sekitar tahun 2010-an. Masa masa dimana saya masih sangat baru kenal dengan stock market. Mendapatkan penghasilan perhari sebesar itu membuat saya serta merta berfikir untuk segera saja resign dari kantor, ya mengajukan resign dari kantor dan bekerja sebagai full time trader, atau kerja sebagai trader penuh waktu tanpa mendapatkan penghasilan dari kerja kantoran. 

Sebagian orang lebih suka menyebutnya trading for living, meski sebagaian orang mengatakan untuk trading for living itu tak harus keluar dari kerjaan kantor, namun pikiran saya waktu itu adalah dengan bisa konsentrasi penuh pada market pasti saya bisa mendapatkan penghasilan yang besar setiap harinya. Benar benar masih pendapat seorang newbie yang merasa bisa untuk mendapatkan uang secara cepat.

 Pola pikir atau mindset saya lambat laun berubah, sesuai dengan pengalaman yang saya dapat dari market, kalau dulu berdasar pengalaman awal awal trading mendapatkan penghasilan harian yang sangat besar menurut saya dengan sangat mudah, lambat laun tahun 2011, 2012, 2013 saya merasakan penghasilan dari trading yang mulai menurun, dengan bertambahnya waktu dan pengalaman namun tak sebanding dengan hasil yang saya dapat, atau tak seperti yang saya harap sebelumnya bahwa saya bisa cepat menghasilkan dari trading.

Mindset saya dari seorang fast trader yang membuka posisi dengan cepat dan keluar dengan cepat beralih menjadi seorang trend follower yang akan membaca trend yang lebih jelas, baru kemudian masuk secara bertahap dan mengikuti kemana gerakan saham tersebut berakhir. Apabila saham terus berlanjut tetaplah saya pasang trailing stop, dan bila trailing stop saya terkena atau done, maka tutuplah posisi saya.



Waktu berjalan, tahun 2014-2015 saya mulai mengurangi banyak posisi trading, sejak pertengahan 2013 saya mulai melirik menjalankan beberapa usaha yang bisa saya jalankan ketika market sedang sepi, karena saya yang semula hanya menjalankan usaha trading saja merasa harus menjalankan usaha tambahan, atau sidejob. Saya merasa lebih secure bila ada kerjaan atau usaha lain misalnya berdagang, atau usaha lain.

Dari situ mulailah saya mengembangkan beberapa usaha yang terkait dengan perdagangan, simplenya seperti kulakan barang dari pedagang besar dan saya ecer lagi, saya ambil selisih harga. Memang tidak mudah bagi saya untuk menjalankan ini karena ritme usaha real dengan usaha di bidang market itu beda. Di market mungkin sangat mudah cari duit, kalau entry di saham yang tepat dan langsung bergerak maka potential profitpun sudah langsung bisa dilihat, dan bila dijalankan order sell pada saat untung maka sekitar 3 hari duit sudah masuk rekening.

Beda kan dengan usaha real kadang beberapa hari barang belum laku. Namun lambat laun hal itu mengubah saya kembali menjadi orang yang sabar, jadi usaha real yang saya jalankan di samping usaha saham ternyata membuat saya bisa lagi menjadi orang sabar ketika mencari duit. Pun di saat seperti ini dimana market sedang paceklik, saya beruntung telah ada penghasilan tambahan dari usaha usaha yang sudah saya rintis 2-3 tahun lalu. Bagaimana dengan anda? silahkan berkomentar dengan sopan yaa....